Rabu, 24 September 2008

syok sepsis

Syok Sepsis


Syok karena infeksi yang timbul segera setelah trauma jarang terjadi. Namun, kalau kedatangan penderita di fasilitas gawat darurat tertunda beberapa jam, masalah ini mungkin terjadi. Syok sepsis dapat terjadi pada penderita dengan cedera tembus pada abdomen serta kontaminasi rongga peritoneal dengan isi usus.


Penderita sepsis yang hipotensif dan afebril secara klinis sukar dibedakan dari yang terkena syok ipovolemik, karena kedua kelompok ini dapat menunjukkan takikardia, vasokonstriksi kulit, penurunan produksi urine, penurunan tekanan sistolik dan tekanan nadi yang mengecil.

Penderita syok sepsis yang dini mungkin mempunyai peredaran volume normal, takikardia sedang, kulit berwarna merah jambu dan teraba hangat, tekanan sistolik mendekati normal dan tekanan nadi yang lebar

Definisi

Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) adalah suatu respon klinis terhadap proses infeksi atau non-infeksi yang ditandai dengan minimal 2 keadaan berikut (salah satunya harus temperatur atau jumlah lekosit yang abnormal) : suhu ≥38,5 ÂșC atau <36> 10).

Syok sepsis adalah suatu sepsis disertai keadaan syok yang refrakter terhadap resusiatsi cairan atau disfungsi kardiovaskuler.

Sepsis berat adalah keadaan sepsis disertai disfungsi organ akut (minimal 1 organ : kardiovaskuler atau sindrom distress pernapasan akut) atau minimal 2 disfungsi organ lainnya.
Etiologi

Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi atau riketsia. Respon sistemik dapat disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar dalam darah atau hanya disebabkan produk toksik dari mikroorganisme atau produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal.
Patofisiologi

Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer.

Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer meyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskular ke interstisial yang terlihat sebagai edema.

Pada syok sepsis hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman.
Gejala Klinis

Bila ada pasien dengan gejala klinis berupa panas tinggi, menggigil, tampak toksik, takikardia, takipneu, kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya sepsis (tersangka sepsis).

Pada keadaan sepsis gejala yang nampak adalah gambaran klinis keadaan tersangka sepsis disertai hasil pemeriksaan penunjang berupa lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, hitung jenis bergeser ke kiri, CRP (+), LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-).

Kedaan syok sepsis ditandai dengan gambaran klinis sepsis disertai tanda-tanda syok (nadi cepat dan lemah, ekstremitas pucat dan dingin, penurunan produksi urin, dan penurunan tekanan darah).

Gejala syok sepsis yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0,5 cc/kgBB/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.

Tidak ada komentar: